Senin, 30 Maret 2009

Yang Ghaib itu Indah

Islam memerintahkan kita untuk meyakini hal-hal yang ghaib hingga kita dapat terbentuk menjadi insan yang bertaqwa,sebagai mana firman allah swt dalam surat al baqoroh ayat 1-5'alif lamim dzalikal kitabu la rayba fih huda lil mutaqin aldzina yu minuna bil ghoibi wa yuqimuna solata wa mima rozakqna hum yun fiqun'

Jika kita melihat ayat di atas orang-orang yang bertaqwa ialah mereka yang mengimani hal-hal yang ghaib,mendirikan solat,dan menginfakan harta yang telah allah swt rizkikan kepadanya.seperti halnya pondasi keimanan yang di yakini umat islam dalam rukun iman,yang pertama di sebuutkan yaitu mengimani hal ghaib,iman kepada allah swt,iman kepada malaikat.keduanya memiliki kaitan yang erat bertolak dari sini dasar keimanan yang harus kita imani ialah hal yang ghaib yang akan mengantarkan kita pada derajat taqwa.

"Kenapa kita di perintahkan mengimani hal-hal yang ghaib,setelah mengimani hal yang ghaib di lanjutkan dengan perintah mendirikan solat?". pertanyaan itu muncul sejalan dengan fitrah manusia,yang tak dapat di pungkiri lebih condong melihat hal-hal musyahadah dan hal-hal yang bersifat materi yang dapat di lihat kasat mata,dirasa,dan diraba panca indra.

Manusia tak akan pernah marasa puas dengan kaunia yang telah allah swt anugrahkan karna nafsu tak akan pernah merasa cukup ia akan terus bergelut mewujudkan keinginan dan hasrat yang tak terbatas,yang akan mengantarkan pada suatu titik kejenuhan dan rasa bosan.

Ketika syaidina musa as melihat nur allah swt beliau tak sadarkan diri,itu hanya dengan melihat nur sang khalik bagaimana dengan wujud al qudus,seorang nabi yang memiliki keimanan yang mantap dan kekuatan yang kokoh tak berdaya melihat nur allah swt bagai mana dengan kita manusia biasa yang lemah yang berlumpur dengan dosa,nur itu tak dapat kita lihat karna terhijab oleh dosa-dosa kita sehingga pantulan cahaya itu tak dapat kita lihat yang mana untuk mengetahi hal yang ghaib akan wujud allah swt akan terus memacu kita akan keindahan yang tak dapat kita lihat untuk terus meyakini sang wujud dzatul wahid laysa hunaka siwahu .

setelah kita meyakininya dan tertanam dalam keimanan tentang hal ghaib di lanjutkan dengan perintah mendirikan solat yang mana erat kaitannya dengan keimanan kita terhadap hal yang gahib jarak terdekat antara allah swt dan hambanya ialah ketika kita sedang bersujud memuja-Nya dari sini titik-titik nur itu akan menyinari kita hingga sampai pada tatbiq ina solata tanha 'an fahsa wa munkar.

Dengan keterbatasan kita melihat nur itu kita akan terus meraskan keindahan sang khalik,karna dengan tidak terlihatnya semua itu kita tidak akan sampai pada titik kebosanan,lain halnya mereka yang dapat memvisualisasikan tuhanya,sebatas itulah keindahan yang menciptakannya yang dapat di lihat secara rill tentang wujud penciptanya dan sampai di situ pula titik kepuasan tentang hakikat sang pencipta mereka.

Surga dan neraka merupakan hal ghaib yang wajib kita imani.ketika seorang sahabat bertanaya kepada rasulullah saw perihal surga beliau menjawab"surga itu tak dapat di lihat dengan mata,tak dapat di dengar dengan telinga dan tidak dapat di rasakan oleh panca indra" semua itu menunjukan betapa indahnya surga,di samping itu banyak ayat-ayat al quran yang memvisualisasikan keindahan surga.

Keagungan nur sang pencipta yang di tampakan kepada sidina musa as serta keindahan surga yang di lukiskan dalam al quran yang tak dapat kita lihat,akan terus berpacu dengan fikiran manusia tanpa batas hingga tak akan menemui titik kepuasan yang akan dapat terus menerus berpacu dan berambah dengan keimanan yang mengakar.

Jika keagungan dzat pencipta dan keindahan janji nyata-Nya di visulisasikan secara nyata,maka sampai disitulah batas kepuasan kepuasan yang dapat di rasakan manusia dan tidak ada keabadian yang nyata yang membedakan antara sang khaliq dengan mahluq,sesuatu yang indah yang dapat di nikamti dan dirasakan panca indra hingga batas akhir ia akan mencapai titik puncak kejenuhan yang akan menyebabkan hilang keindahan dan keagungannya.

Neraka,jin,syetan,merupakan hal yang ghaib.dengan di satirnya semua itu hingga kita tak dapt melihatnaya merupakan rahmat alah swt kepada manusia sehingga kita dapat hidup dengan tenang tanpa di hantui rasa takut jika semua itu dapat di lihat kasat mata.

Tersimpannya rahasia kedatangan malikat maut merupakan rahmat allah swt,sehingga kita tidak di hantui saat-saat yang paling menkutkan itu namun terus menanamkan keyakinan tak selamanya hidup di dunia ini,bukanlah kehidupan yang abdi dan hakiki berpijak dari situ kita akan selalu berusah memperbiki diri dan berusaha mejadi insan yang bertaqwa.

Senin, 09 Maret 2009

menapki langkah


Tersadar di kala cahaya mentari itu masuk melalui celah-celah jendela di sejuknya udara pagi di beningnya embun di pagi hari,nafas ini terhempas mengawali langkah kaki yang akan di tuju....entah kemana akan di bawa setelah.....

kemarin keraguan melanda kala keberadaan dan ketenangan akan terusik kala kesendirian dalam tiap malam yang telah di lalui tak ada nyanyian kesunyian yang berselimutkan syahdu malam,harus melewati kenyataan ada seseorang yang akan menemani yah di situ akan memberi warna dimana kesendirian tidaklah berarti dalam kebahagiaan hal yang paling menyakitkan ketika sendiri bukanlah saat kita sedih tapi saat kita tertawa dan tak ada seseorang yang dapat kita ajak berbagi bahagia.

kemarin saat metari berpamit ke persinggahnanya saat itu pula rintihan hati akan gambaran kebesaran ilahi dan menyadari keberadaan siapa diri ini dalam kesempitan dalam ketidak beradaan di situ menyadari sipa diri ini
akan ada mutiara hikmah dalam setiap apa yang kita lewati yang kadang apa yang di rencanakna sang kuasa kita tidak tau hikmah di balik itu di waktu yang dekat namun yakinlah allah swt memberikan yang terbaik untuk hambanya.

Sabtu, 07 Maret 2009

gelap ku cahaya ku

“Bunda,kenapa setiap hari gelap? Setiap bunda mengusap kepala Ina sebelum tidur bunda selalu bercerita tentang hari esok yang akan di sambut indah oleh cahaya mentari pagi, dimana cahaya mentari itu? Kapan datangnya pagi? Semuanya sama hanya ada gelap yang bisa Ina lihat, Ina hanya dapat membedakan malam ketika bunda menceritakan tentang indahnya dunia,beningnya embun di pagi hari,birunya laut,dan hari esok yang indah sebelum Ina tidur, Ina tahu pagi ketika bunda menyuruh Ina makan dan ada suara kicau burung di pohon sana, Ina tahu siang ketika mendengar suara anak-anak bermain di halaman depan rumah,mereka berlari,tertawa tanpa dapat Ina rasakan kebahagiaan mereka,tanpa bisa Ina mengejar mereka, Ina tau sore ketika adzan magrib berkumandang. Tapi Ina tidak tau bagaimana pagi,siang,sore dan malam semuanya sama, semuanya gelap,Ina pun tak pernah tau bagaimana mamah bahkan diri Ina sendiripun Ina tak pernah tau ,kenapa semuanya gelap bunda?kenapa?. kapan Ina akan melihat mentari pagi yang indah itu, kapan Ina dapat melihat betapa indahnya dunia, kapan Ina dapat melihat wajah bunda yang cantik, kapan Ina dapat melihat diri Ina yang bunda bilang manis, kapan Ina dapat bermain dan berlari seperti teman-teman Ina di luar sana, kapan bunda? Kenapa hanya ada gelap, kapan akan datang cahaya, kapan bunda? Bunda kenapa bunda diam, bunda dengar Ina? Bunda?”ucap Ina.

Wanita itu hanya terdiam membisu, tetes demi tetes linangan air mata itu membasahi pipinya, dia hanya dapat termenung mendengarkan setiap kata yang terucap dari buah hatinya. Seiring berjalannya waktu, hari demi hari, bulan berganti bulan hingga waktupun bergulir, anak itu mulai mengenali dirinya, kenapa semuanya serba sama, hanya gelap yang ia rasa, hanpa tanpa ada seberkas cahaya yang menerangi hari-harinya. Setiap langkah kaki yang ia tuju, setiap apa yang di genggamnya hanya dapat ia rasa tanpa bisa ia tahu dan ia lihat. Linangan air mata itu tak henti mengalir membasahi pipi wanita setengah baya itu, dia harus tetap berdiri tegak menerima kenyataan bahwa buah hatinya tak seperti anak-anak yang lain.

Ketika fajar mulai membentang dari timur ke barat wanita itu telah duduk penuh khusu menghadap sang pencipta, ia hanya dapat pasrah menerima takdir yang telah di gariskan kepadanya. Hidup seorang diri untuk menghidupi buah hatinya,yang hidup dalam kegelapan, ia hanya dapat merelakan kepergian suaminya kala tau bahwa buah hatinya harus hidup cacat, ia hanya terdiam ketika buah hatinya tentang indahnya dunia,lembutnya mentari pagi dan terangnya cahaya rembulan. Namun ia yakin allah swt selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. Hanya kepada-Nyalah ia bersandar dan mengadukan segala dilema kehidupan yang menimpanya karna IAlah sebaik-baiknya sandaran dan tempat mengadu.

Setiap pagi wanita itu pergi mengantarkan kue ke kantin-kantin sekolah,sore hari dia pergi ke TPQ untuk mengajar mengaji. Dari situlah ia dapat menghidupi sang buah hatinya walau dengan penghasilan yang tak seberapa, namun ia selalu yakin yang di ataslah yang telah mengatur rizki semua umat-Nya. Hanya Inalah anugrah terindah dan yang paling berharga yang ia miliki. Suaminya pergi meninggalkannya setelah dokter memfonis bahwa buah hatinya akan hidup dalam kebutaan, disaat ia terpukul mengetahui pahitnya kenyataan sang buah hatinya tak dapat melihat, keluarga suaminya tak mau menerima Ina sebagi cucu karna malu ia terlahir cacat.

ya rabb, dalam hidupku aku belum pernah melihat dan merasakan belai kasih kedua orang tuaku, aku terlahir tanpa tau ayah dan ibuku, kenapa engkau biarkan anaku terlahir tanpa tau aku, tanpa tahu betapa indahnya ciptaanMU, namun jika ini kehendakMU dan ini yang terbaik menurutMU untuk ku aku rela dan ridho, dan berikanlah aku kekuatan serta kesabaran untuk meghadapi semua ujian dan cobaan MU, berikanlah petunjuk kepada suami hamba di manapun ia berada jangan palingkan ia dari padaMU amin''.Di sepertiga malam wanita itu bermunajat dengan sang kuasa, derai air matanya tak henti mengalir, setiap fajar menjelang lidahnya ia basahi dengan lantunan ayat al quran, Ia jadikan al quran sebagi wirid harian, ia membaca al quran satu juz tiap harinya sehingga ia dapat menghatamakan al quran dalam tiap bulan. Ketika ayat al quran ia lantunkan Ina hanya dapat mendengar di balik pintu, Ina hanya dapat merasakan betapa damainya setiap lantunaan ayat-ayatnaya.’asa an takrohu syaian wahua khoiru lakum wa ‘asya an tuhibu syaian wahua syaru lakum wa allahu ya lamun wa antum la ta’ lamun. Itualah akhir ayat yang selalu ia baca di penghujung malamnya. Di balik pintu Ina meneteskan air matanya,batapa lantunana ayat al quraan mendamaikan hatinya, dalam gelapnya ia temukan cahaya ketika bibirnya di basahi ayat-ayat suci. Setiap siang dan malam bunda selalu mendokannya, setiap siang dan malam hanya bunda yang menemaninya, setiap itu pula hanya bunda yang memperdengarkan kepadanya betapa agungnya firman allah ,hingga menjalar keseluruh tubuhnya dan mendaamikan hatinya,cahaya itu masuk kedalam hatinya, cahaya batin yang menentramkan jiwanya yang menguatkan instinknya yang meembukakan fikirannya tuk memehami ayat al quran dan menjadikannya di dada dan di rekam dalam kaset berupa otak.

“dulu Aki memasukan bunda ke ma’had, supaya bunda pinter agama, supaya bunda bisa nagji, dulu bunda bercita-cita masuk ma’had tahfidul quran supaya bunda bisa hafal al quran, namun Aki di panggil yang maha kuasa terlebih dahulu, sebelum bunda mengutarakan keinginan bunda
.” Ucap bunda.

“Jadi cita-cita bunda pengen hafal al quranya”Tanya Ina kepada bunda.

ia sayang al qurqn itu akan dapat jadi penolong kita di hari di mana tak ada satupun yan dapat menolong kita, al quran itu akan datang menjadi penolong bagi siapa saja yang memeliharanya di dadanya. Rasulullah saw bersabda:”sebaik-baiknya orang ialah yang mempelajari al quran dan mengajrkannya kepada manusia”.papar bunda kepada Ina.

“tapi walaupun bunda tak menghapal al quran tapi bunda termasuk dalam orang yang ada di hadits tersebut kan bunda mengajarkan anak-anak TPQ baca tulis al quran” jelas Ina

ia sayang mudah-mudahan apa yang bunda ajarkan bisa menjadikan amalan yang dapat mengantarkan bunda ke akherat

“amin…..”keduanya mengucap amin dengan serentak.

“Ina kalo Ina udah besar pengen jadi apa?” Tanya bunda.

kalo Ina udah besar Ina hanya pengen membahagiakan bunda,dan Ina pengen ada ayah,biar bunda ga sedih lagi. Ina ga pernah minta ama allah supaya Ina bisa melihat tapi Ina selalu minta agar Ina bisa ngebahagiain bunda,ga buat bunda sedih, ga buat bunda menangis, Ina minta Ina dapat merasakan sentuhan ayah,seperti yang di ceritakan teman-teman Ina kalo ayah mereka pulang dari kantor bawa coklat, kalo libur kantor mereka pergi ke liburan,jalan-jalan. Ina pengen ada ayah bunda yang selalu menemani Ina, bunda, kapan ayah pulang Ina kangen pengen tahu ayah?” ujar Ina.

Wanita itu terdiam,tetes demi tetes air mata jatuh membasahi pipinya. Gerak lembut tangan Ina meraba wajah bunda,”bunda,kenapa bunda menangis, Ina salah yah bunda, I na selalu buta bunda menangis, Ina minta maaf kalo Ina tak dapat membahagiakan bunda” ucap Ina sembari menghapus air mata bunda.

“Ina jangan bilang seperti itu, Ina yang buat bunda bahagia, Ina yang buat bunda tersenyum, sayang bunda menangis karna bunda bahagia allah swt menitipkan kepada bunda anak yang solehah, Ina bagi bunda adalah segalainya, yang paling terindah yang bunda miliki, Ina berdoalah minta kepada allah semoga ayah cepat pulang, ayah pasti senaang lihat Ina dah tumbuh besar, dan Ina jadi anak solehah”terang bunda kepada Ina.

Di hari itu TPQ AN NUR dimana bunda mengajar akan di jadikan tempat musabaqah tilawatil quran TPQ tinggkat nasional, sebagai pribumi TPQ AN NUR belum memiliki kandidat yang hafal al quran secara kamiltan yang akan di ikut sertakakn untuk mewakili sekolah mereka. Ina meminta bunda untuk ikut serta dalam perlombaan , “bunda Ina ingin ikut lomba MHQ” ucap Ina. Seketika itu bunda terkejut mendengar permintaan Ina, entah dengan cara apa bunda menjelaskan pada buah hatinya. Dengan berat hati bunda mengatakan,”Sayang itu bukan sembarang lomba dan bukan sembarang peserta yang ikut lomba mereka harus bias membaca al quran.”

tapi bukan berarti orang buta seperti Ina tidak boleh ikut lombakan bunda, bunda In a hafal al quran yang selalu bunda baca, Ina selalu mendengarkan bunda mengaji tiap malam, Ina bias melanjutkan ayat yang bund abaca semalam, bunda pengen dengar, bismilah hi rahman ni rahim tabarakal ladzi biyadihi mulku wa hua ‘ala kuli syain qadir Ina membacakan hingga akhir ayat surat al mulk.

“subhanallah “ kata yang terucap dari kedua bibir wanita itu, syujud syukur ia panjatkan pada sang kuasa, tak henti-hentinya bunda mencium Ina.

Di rapat pertemuan dewan asatidz dan orang tua murid buna mengusulkan Ina sebagai kandidat untuk mewakili TPQ AN NUR namun tanpa fikir panjang usulan itu langsung di tolak “maaf ya bu, banyak anak-anak yang lain yang dapat membaca al quran, nah bagimana menghafal al quran sementara membaca saja tidak bisa” ucap salah satu orang tua murid. Wanita itu tak berhenti sampai di situ mendengar penolakan semua pihak, tak sepatah katapun yang ia ucapkan namun Ia akan membuktikan pada semua orang kalo Ina layak untuk mengikuti lomba, Ia keluar dari tempat rapat dan membawa Ina ke tengah-tengah para hadirin “ Yah saya tau kalo anak saya tidak dapat melihat bahkan tidak dapat membaca al quran tapi bukan berarti dia tidak dapat melantunkan ayat al quran allah swt telah membekali semua orang dengan kekurangan dan kelebihan, ia memeng tidak seperti kita dapat melihat indahnya segala ciptaan khaliq, kita dapat membaca setiap renteten huruf hijaiyah yang tertulis dalam musahaf, namun kita tidak dapat mengafal 6666 ayat yang tertulis di dalamnya, seperti anak yang tak dapat melihat bahkan membaca tiap huru-huruf dengan matanya .”papar bunda. Semua hadirin terdiam “jika kalian meragukan apa yang saya katakana silahkan uji Ina untuk melanjutkan setiap potongan ayat yang di baca.” Lanjut bunda. Semua para asatid dan orang tua murid membuka mushaf dan membacakan potonagan ayat, kemudian menyuruh Ina untuk melanjutkannya tak ada satu ayatpun yang terlupa dari benaknya. Semuanya bertasbih memuja-Nya di pilihlah Ina untuk mewakili TPQ AN NUR.

Malam itu perlombaan di mulai, terdengar suara panggilan peserata berikutnya”perwakilan dari TPQ AN NUR” gemuruh tepuk tangan mengiringinya naik ke atas panggung di hadapanya terdapat 5 orang dewan juri, salah satu laki-laki di antara mereka membacakan potongan ayat kutiba alikumu alaikumul qitaku wahua hoiru lakum asa an takrohu syaian wa hua hoiro lakum wa asa an tuhibu syaian wahua syarulakum wallahu ya laumaun wa antum lata lamun. Lima pertanyaan yang di ajukan dewan juri dapat ia lanjutkan dengan baik dan benar. Wanita itu menangis bahagia menyaksikan buah hatinya duduk di depan ribuan orang mewujudkan impain yang selama ini yang belum dapat ia wujudkan.

Detik-detik pengumuman kejuaraan lomba MHQ tinngkat nasional untuk TPQ “pemenang pertama lomba MHQ tahun 2009-2010 Ialah perwakilan dari…TPQ AN NUR atas nama INA NUR AENI.” Gemuruh suara bahagia dan tepuk tangan mengiringi Ina naik ke atas panggung. Sebelum penghargaan itu di sematkan “ Saya tidak pernah bermimpi dan bercita-cita mengikuti lomba ini dan berdiri di depan sini, saya hanya bercita-cita untuk dapat membahagiakan bunda dan bermimpi melihat indahnya dunia serta kedatangan seoranag ayah, dari kecil bunda selalu menceritakan indahnya dunia, indahnya mentari pagi di esok hari, tanpa tau bagaimana esok itu akan datang ,tanpa tau bagaimana mentari bersinar dan bagimana indahnya bulan purnama, namun saya dapat merasakan cahaya mentari seterang bunda menunjukan jalanku untuk melanngkah, saya dapat merasakan kelembutan embun di pagi hari seperti lembutnya sentuhan belaian tangan bunda, dan indannya sang purnama seperti guratan senyum bunda, bundalah satu-satunya orang yang menemaniku dalam gelap, namun dalam gelapnya hidupku ku temukan ada cahaya, cahaya yang di berikan bunda di tiap penghujung malam yang menyinariku menempuh jalan hidup ini yang hanya ada dalam kegelapan, selama 10 tahun ku terbangun saat fajar membentang dari timur ke barat mendenagrkan lantunan ayat-ayat al quran yang di baca bunda, tanpa dapat membacanya saya hafalkan tiap ayat demi ayat yang saya dengar tiap itu pula ku temukan cahaya yang menyinari jalan hidupku yang membuat ku damai, dan ku temukan kedamaian dan kesejukan dalam tiap ayat al quran yang ku baca, ku tak meminta tuk bisa melihat karna dengan mata hati ini kau dapat melihat jauh lebih terang di banding dengan kedua bola mata gelapku adalah cahaya ku trimakasih tuhan atas anugrah MU yang kau berikan pada ku. Di hari ini saya dapat membuktikan kalo saya dapat seperti yang lain, di hari ini saya telah mewujudkan impian bunda untuk menghafal 30 juz al quran, seutas senyum yang bunda goreskan ku dapat merasakan kebahagiaan itu,satu hal lagi yang ku minta agar dapat bertemu dengan ayah, ku dapat merasakan sentuhan ayah dan kasih sayang seorang ayah. Dimana pun ayah berada, bunda dan Ina selalu menantikan kedatangan ayah. Bunda…bunda lah yang berhak menerima penyematan ini, bunda...Ina ingin bunda naik ke panggung menemani Ina di sini biar semua orang tau bundalah yang menjadikan Ina dapat berdiri di sini
wanita itu naik ke pnaggung dan memeluk sang buah hati. Malam itu gelaga TPQ AN NUR di liputi rasa haru bahagia. Semua oaring mengusap tetesan air mata suasana haru meliputi pengumuman kejuaraaan acara MHQ nasional, keagungan allah dapat di lihat kepada apa yang di berikan terhadap hamba yang cacat,yang tak dapat melihat namun ada cahaya dalam batinya. Dalm gelapnaya ada cahaya.

Seketika itu seorang lelaki berdiri,bergetar,hingga keringat mengguyur tubuhnya ketika ia melihat wanita itu memeluk Ina. Ia terdiam membisu saat tahu wanita itu adalah istrinya, yang selama 10 tahun ia tinggalka. Anak buta itu yang ia minta untuk melanjutkan tiap potongan ayat ternyata anak kandungnya yang selama ini tak pernah ia tahu ,yang selama ini ia tinggalkan karan ia tak sama seperti anak-anak yang lain namun kini anak itu lah yang membuktikan bahawa dia bisa jauh lebih baik dari anak-anak yang lain. Di malam itu ia baru tahu kalo selama ini istrinya dengan tulus membesarkannya, ia tahu anaknnya merindukan belai kasihnya. Malam itu ia merasakan sebuah penyesalan tak terperi dalam hidupnya. Sesungguhnya allah maha penerima tobat.

Minggu, 01 Maret 2009

episode kehidupan


“Dunia ini panggung sandiwara”sebuah cuplikan lagu yang mencerminkan kita bermain di atas pentas panggung kehidupan yang mana yang maha kuasalah sebagai sutradaranya. Setiap perputaran waktu yang bergulir,dan peran itu pula yang kita mainkan untuk melewati setiap episode kehidupan. Dalam setiap sekte yang kita lewati tiap hari tak selamanya mendatangkan kebahagiaan seperti apa yang kita harapkan namun bukan berarti selamanya kesedihan itu membawa derita,terselip di dalamnya suatu hikmah yang akan kita rasakan di sekte lain dalam lajur waktu perputaran jalur cerita yang di pentaskan. Suatu harapan yang kita inginkan namun belum dapat kita wujudkan bukanlah berarti suatu kegagalan,namun sebuah kesuksesan yang tertunda karna waktu belum memihak kita,seiring berjalanya usaha dan waktu di situlah kita akan merasakan kesuksesan yang jauh bernilai dari apa yang kita inginkan sebelumnya. Tak selamanya apa yang kiat inginkan itu yang terbaik dan bukan berarti dengan tidak di kabulkanya apa yang kita minta pada yang maha kuasa, DIA tidak mendengar doa-doa kita,karna DIA telah menjanjikan dalam firman-Nya:”uduni astajib lakum” mintalah kepadaku niscaya akan ku kabulkan. Semua doa-doa yang kita minta di dengar dan di kabulkan oleh sang kuasa namun pengabulan itu atas kehendak-Nya bukan atas kehendak kita.

“tak selamanya mendung itu kelabu” seperti halnya tak selamanya apa yang tak dapat kita raih adalah sutu kegagalan,ketika mendung itu terhempas angin dan menjadikan titik-titik air yang menurunkan hujan,dengan air itu tumbuh segala yang ada di bumi,dengan air itu manusia hidup dan dengan air itu pula ada kehidupan. Layaknya harapan yang tertunda bukanalah sutu kegagalan namun suatu kesuksesan yang tertunda yang dapat mewarnai hidup menjadi lebih indah dalam penggapaian apa yang kita inginkan sehingga menjadikan hidup lebih hidup dengan belajar menerima dan menatap setiap apa yang kita hadapi di setiap sekte kehidupan sehinga kita bias berpacu untuk menjadi lebih baik.

“sesungguhnya dalam kesusahan ada kemudahan”janji nyata layaknya kita pegang di dada sebagai sandaran dalam mengarungi bahtera hidup. Semua yang kita hadapi telah menjadi suratan takdir yang telah di gairskan sejak zaman ajali. Dengan kesusahan yang kita hadapi,dengan kegagalan yang di alami di saat itu kita terjatuh namun di saat itu pula kita bangkit menjadi hero setelah kita di zerokan. Tanpa kita sadri hikmah itu kita rasakan terselip dalam setiap sekte kehidupan yang kita jalani hingga kita dapat belajar menerima kenyataan yang kita hadapi hingga kita dapat menjadi actor yang terbaik dalam setiap sekte episode kehidupan.